วันเสาร์ที่ 23 กุมภาพันธ์ พ.ศ. 2556

Tokoh Melayu Patani TENGKU MAHMUD MAHYUDDIN Harimau Pemimpin Gerilya



       Setelah jatuh kerajaan Patani di tangan jajahan Siam atau Thai pada tahun 1785, nasib hidup rakyat Melayu Islam Patani tidak lagi aman masih dalam kesengsaraan dan  kederitaan rakyat Islam patani bertambah kuat lagi apabila kerajaan Islam Patani jatuh dengan secara rasmi pada tahun 1902. rakyat dizalim, ditindas, dianiayai oleh kerajaan siam. Banyak tokoh-tokoh ulama berjuang untuk menuntut keadilan dan hak asasi manusiaan, terdirinya  Tuan Haji Sulong, Tok kenali, Syeik Daud Alfathoni, Tengku Mahmud Mahyuddin dan sebagainya.
                                                                                                      
       Tokoh yang harus disebut juga dalam perjuang Islam Melayu Patani yaitu Tengku Mahmud Mahyuddin,  Tengku Mahmud Mahyuddin adalah anak  sultan Patani terakhir dari seorang ibunda  yang berasal dari Kelantan, Tengku Mahmud Mahyuddin tumbuh besar di tengah-tengah gejolak Negeri Patani yang menjadi rebutan antara Siam dan Inggris. Dilahirkan 30 Oktober 1908, Tengku Mahmud Mahyuddin tidak merasa lama tumbuh dalam asuhan ibu, ibu pun mati meninggal dunia dan sauhan di teruskan pada ibu tiri, sejak ia berusia empat tahun. Masa kecilnya dihabiskan dalam suasana pendidikan di Kelantan,sejak usia tujuh tahun di sekolah majlis Agama Islam Kelantan.

        Setelah menyelesaikan sekolahnya di Kelantan, Tengku Mahmud Mahyuddin di kirim sang ayah untuk belajar di sekolah yang lebih tinggi lagi di Bangkok. Tengku Mahmud Mahyuddin tercatat sebagai pelajar di Royal Assumption Callege. Tapi di sekolah ini, ia hanya duduk selama tiga tahun. Situasi yang memanas antara pemerintahan Thailand dengan wilayah Patani membuatnya sulit sekolah di  tempat elit tersebut, dan Mahyuddin pindah sekolah disebuah lembaga pendidikan yang di selenggarakan oleh Inggris di pulau Pinang, yang bernama Penang Free School pada tahun 1923. Dalam waktu yang tak lama, hanya dua tahun saja, berkat kecemerlangannya Mahyuddin lulus senior Cambridge dengan sangat memuaskan, sehingga di tawarkan biasiswa untuknya di king Edward VII Medical College di singapura. Biasiswa yang di terima tersebut di serahkan pada seorang temannya yang berkebangsaan Cina dan Mahyuddin sendiri memilih kembali ke Kelantan untuk membangun rumah tangga disana bersama Tengku Zainad, Adinda Sultan Kelantan, pada tahun 1930.
         Perjuangan pendidikan yang dilakukannya, berubah haluan menjadi perlawanan fisik. Tengku Mahmud Mahyuddin membentuk kelompak pemuda Melayu untuk melakukan perlawanan kepada tentera Jepang. Dari sana semua bermula semangatnya melawan penjajah.
         Dia menjadi tokoh yang sangat popular karena mengumpulkan pemuda – pemuda Melayu di luar Negeri dan membentuk pasukan gerilya khusus yang diberi nama Force 136. Pasukan ini bermarkas di India, dan setidaknya difasilitasi oleh Inggris demi kepentingannya. Setelah Jepang kalah dan mengundurkan diri dariWilayah jajahannya,  perjuangannya lebih bertumpu untuk membebaskan Patani, tanah tumpah darahnya. Disinilah standar ganda pemerintahan Inggris nampak kentara. Ketika melawan Jepang, fasilitas dan kemudahan diberikan untuk menggalang perlawanan. Tapi, ketika melawan Siam untu membebaskan Patani baik secara diplomasi maupun kekuatan bersenjata, Inggris memberikan bantuan yang berarti bagi perjuangan  Tengku Mahyuddin untuk membebaskan Patani.Bahkan namanya tercatat sebagai pendiri dan pernah memimpin Gerakan Melayu Patani Raya (GEMPAR) yang di dirikan untuk membebaskan Patani
          Kematiannya di usia yang sangat muda,40 tahun, menimbulkan banyak spekulasi dan kecurigaan yang melatar belakangi kematiannya. Salah satu spekulasi yang berkembang adalah, Tengku Mahyuddin karena di racun oleh musuh – musuh politiknya. Dengan kematian dua orang pejunag dan pemimpin perjuangan rakyat Patani seperti Haji Sulung dan  Tengku Mahmud Mahyuddin, maka perjuangan  rakyat Patani menjadi tercerai berai dan kehilangan akar pemimpin perjuangannya. Maka setelah itu, kita menjumpai sejarah perjungan Patani pada kelompok – kelompok kecil yang tak bisa di persatukan kembali menjadi satu agenda.
            Pada 7 November 1947, Tengku Mahmud Mahyuddin pergi ke Jakarta, menemui presiden Soekarno dan Roeslan Abdulgani. Tapi situasi di pulau Jawa sedang genting, Belanda  mencoba untuk masuk dan merebut kembali pemerintahan. Yang baru diplomasikan. Kedatangan Tengku Mahmud Mahyuddin ke Indonesia dan menemui presiden seokarno membawa dua agenda. Pertama mandapat sokongan terbuka dalam usaha membebaskan Patani dari penjajahan Siam dan menyartai kemerdekaan Indonesia. Kedua, berusaha mendapatkan bantuan dari sisi finansial dan persenjataan. tapi respon dari pemerintahan Indonesia kala itu. Dirasakan oleh  Tengku Mahmud Mahyuddin telalu dingin. Bahkan bungkarno tidak bersedia menemuinya dan berbicara empat mata dengan Tengku Mahmud Mahyuddin dengan alasan terlalu sibuk. Padahal sebelum Tengku Mahmud Mahyuddin bertaruh nyawa atas keberangkatannya. Pihak British sudah memberi larangan. Agar tidak pergi ke Jawa meminta pertolongan.
            Gelar harimau Malaya dalam sejarah Melayu pernah di sematkan kepada pemimpin asing.Pertama adalah jenderal Tomoyuki Yamashita,Panglima tentera Jepang di Tanah Melayu yang berkuasa pada awal tahun 1942. Tokoh lain yang mendapat gelar harimau malaya adalah Sir Gerald Templer yang menjadi perwakilan tertinggi Inggris yang berhasil menumpas pemberontakan komunis di tanah Melayu. Mesti keduanya mendapat julukan Harimau Malaya, tapi tetap saja penjajah yang menguasai tanah melayu.
           Satu-satunya orang yang mendapat gelar Harimau seorang pahlawan dan pejuang tanah Melayu yakni Tengku Mahmud Mahyuddin. Seorang peribumi, pangeran Patani yang melawan pengjajahan Siam dalam mencoba untuk mengumpulkan kekuatan perjuangan.

ไม่มีความคิดเห็น:

แสดงความคิดเห็น