Banda Aceh, (Analisa). Delapan anggota delegasi Pemerintah Thailand
mengunjungi Aceh guna mempelajari proses perdamaian di daerah Serambi Mekkah
ini hingga bertahan sampai sekarang, guna dijadikan contoh dalam mewujudkan
perdamaian di Pattani, Thailand Selatan.
Delegasi Thailand tersebut dipimpin Chalida Tajaroengsuk dari
Peoples Empowerment Foundation (PEF),didampingi Wakil Kepala Staf Militer
Wilayah Kolonel Vittaya Arunmaetee, Kepala Direktur Humas Kolonel Seksan
Konkaew, Gubernur Narathiwat, Apinun Suetanuwong dan sejumlah akademisi.
"Tujuan kedatangan mereka untuk belajar terkait proses
perdamaian di Aceh. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Peoples Empowerment
Foundation (PEF) dengan Acehnese Civil Society Task Force (ACSTF)," ujar
Aryos Nivada dari ACSTF, di Banda Aceh, Minggu (24/2).
Selama kunjungan di Aceh, delegasi dari Thailand dijadwalkan
bertemu dengan pimpinan Pemerintahan Aceh, TNI dan Polri, tokoh masyarakat
sipil dan tokoh-tokoh kunci lainnya yang terlibat dalam proses perdamaian Aceh.
"Selain ke Aceh, mereka juga akan ke Jakarta untuk bertemu dengan mantan
Wakil Presiden RI HM.Jusuf Kalla dan Kementerian Luar Negeri Indonesia,"
ujar Aryos.
Chalida Tajaroengsuk sebagai pimpinan rombongan sekaligus pimpinan
PEF menyatakan, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak bagi
penyelesaian konflik bersenjata di Thailand Selatan. Sehingga tidak ada lagi
konflik bersenjata yang menelan korban jiwa.
PEF dan ACSTF berencana untuk memfasilitasi pertemuan antara
perwakilan organisasi masyarakat sipil dan perwakilan pemerintahan Thailand
Selatan untuk mendiskusikan solusi penyelesaian konflik dan membangun strategi
yang tepat untuk mencapai kesepakatan damai antar para pihak yang berkonflik.
Kelompok Solidaritas
Aryos Nivada menyampaikan, komitmennya untuk membangun kelompok
solidaritas pada perjuangan organisasi masyarakat sipil di Pattani untuk meraih
perdamaian. Karena, dengan terwujudnya perdamaian, akan membawa kesejahteraan
bagi masyarakat di Thailand Selatan.
"Kita membangun solidaritas dengan membentuk kelompok kerja
untuk mendukung perdamaian di Pattani," ujar Aryos yang juga pengamat
politik dan keamanan di Aceh.
Saat melakukan pertemuan awal dengan Ketua DPRA Hasbi Abdullah dan
Adnan Beuransyah, anggota dewan yang berasal dari Partai Aceh itu menyampaikan
pengalaman proses perdamaian Aceh, keduanya sepakat untuk mendukung proses
perdamaian di Pattani.
Sedangkan Muharram, mantan komandan GAM Aceh Besar, memberikan
dukungan luar biasa dengan pengalamannya dan bahkan menyampaikan pemikiran
untuk menciptakan keamanan di kawasan Asean.
"Perdamaian di kawasan Asean sangat berarti bagi negara-negara
yang tergabung di dalamnya. Stabilitas keamanan menjadi syarat mutlak untuk
memperkuat posisi tawar dalam pembangunan ekonomi global ke depan," ujar
Aryos. (irn)